Senin, 22 Oktober 2012

aplikasi teori konflik Ralf Dahrendorf


Bagaimana mengubah fakta individu yang internal (subyektif) menjadi fakta sosial yang eksternal (obyektif)?.

Adalah dengan proses yang berlama-lama, berbelit-belit yang mengacu individu dapat merasakan perasaan yang sama yaitu sebuah kebosanan bahkan frontal terhadap budaya yang ada dalam kelompoknya. Dan ketika semua perasaan individu menjadi satu (dalam perasaan kebosanan) maka terjadi kehancuran radikal; munculnya sikap-sikap frontal yang terluap-luap, kebencian pada kebiasaan yang ada dan menganggap tujuan dari apa yang dilakukannya tidak penting lagi. Namun disinilah, dimana kepentingan-kepentingan individu mulai tergantikan dengan kepentingan kelompok. Factor-faktor yang melatarbelakangi individu masuk dalam organisasi berangsur hilang karena individu mulai merasakan bahwa kepentingan pribadinya dalam kelompok sudah tidak mungkin tercapai dalam kondisi tersebut.
Saat berada dalam kebosanan dan  individu-individu bersikap frontal, maka akan memungkinkan munculnya ide-ide baru untuk mengatasi masalah  yang ada, yang mungkin perubahannya akan berlawanan dari kebiasaan kelompok (tergantung konsensus dari anggota kelompok) bahkan pemegang aturan tidak dapat menolaknya. Perubahan itu diupayakan untuk keberlangsungan kelompok tetap terjaga dan mengantisipasi melemahnya kinerja dari individu-individu yang merasakan kinerjanya tidak mendapat perhatian dari kelompoknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar